Rabu, 19 Maret 2014

Behind The Scene- Proses Penulisan Nove TDITC

Novel The Dream in Taipei City di balik layar :)

                Hai temans… makasih sudah bersedia mengunjungi blog saya.  Seperti sebelumnya, dalam setiap karya tentu selalu ada hal paling penting yang tidak bisa dilupakan, yaitu proses di balik layar yang penuh dengan warna warni  dan suka dukanya. Kali ini saya ingin sekedar berbagi kiat dan proses kepenulisan novel terbaru saya nih yang berjudul The Dream In Taipei City.
                Mungkin bisa dibilang novel saya kebanyakkan bersetting luar negeri, karena dari kelima novel solo yang saya tulis, hanya satu yang settingnya dalam negeri. Bukan apa-apa, bukan pamer (tidak ada yg bs saya pamerkan) dan bukan berniat ingin meneggelamkan kultur serta setting lokal yang tentu saja sangat bervariasi. Bukan dengan maksud itu, melainkan karena saya menulis selalu berawal dari mood. Bukankah sebuah awalan itu penting? Jadi, Jika mood saya dengan setting dan tokoh luar sudah  klop banget, saya langsung tulis saja. Jadi memang saya belum menjadi penulis professional sehingga semua tergantung dari keinginan saya pribadi. Tema apa yang ingin saya ulas saat itu, maka saya langsung menuliskannya.
                Namun, di sisi lain, saya juga ingin selalu menjadikan nama Indonesia dikenal dengan baik. Sifat dan perilaku tokoh lokal  yang berbeda dengan tokoh luar tentu saja itu menjadi pembanding yang sangat mencolok. Dan entah kenapa, selalu saja mucul pemikiran bahwa orang Indonesia tidak akan pernah kalah dengan orang asing. Bahkan di sisi yang pernah saya kupas di novel saya sebelumnya, saya ingin menunjukkan bahwa orang Indonesia justru bisa dijadikan contoh dalam bergaul. Mempunyai pandangan luas, bisa berkomunikasi dengan baik, bisa menyetarakan perbedaan dan tentu saja menjadi seseorang yang menonjol dalam urusan agama. Itulah beberapa alasan saya selalu memasukkan tokoh2 asing ke dalam crita.
                Nah, begitu juga dalam novel The Dream In Taipei City. Bahwa orang Indonesia yang selalu dicap lebih rendah dibanding orang2 dari negara maju yang lain justru menjadi maskot di negara asing. Seperti tokoh Ella. Dia mempunyai karakter yang polos, ceria dan sangat menyukai persahabatan. Sehingga banyak orang yang peduli padanya. Kepolosan dan ketulusan yang dia tanamkan dalam pergaulan di kampus yang baru saja ia jumpai maupun dalam keluarga, terutama hubungan dengan Ayahnya, menjadi peluangnya untuk maju. Pada saat ia mengalami kesulitanpun teman-temannya tak segan membantu, itulah sosok orang Indonesia yang ingin saya tonjolkan dalam cerita ini.
                Simpati dari teman dan seorang dosen tampan berhasil membantu Ella keluar dari kesulian, termasuk saat ia mengikuti ujian masuk di Nasional Taiwan University. Tokoh-tokoh lain merupakan hasil imajinasi saat saya menyukai karakter orang –orang di sekitar saya. Mereka membuat saya terinspirasi, oh… ternyata kehidupan mahasiswa seperti itu, kurang lebihnya saya tuangkan dalam tokoh Ella dan kawan-kawan.
Meida Sefira imprint Ella Tan
                Tokoh utama, Ella Tan adalah hasil olahan inspirasi dari tokoh Paquita, yaitu tokoh utama dalam novel remaja Come To Me Paquita (Syamiil 2006) yang penulisnya tak lain merupakan senior dan salah satu penulis novel remaja favoritku sejak SMA dulu, Mbak Leyla Imtichanah. *novel itu saya baca sekitar tahun 2007 saat saya masih merantau*. Saya mengambil sedikit sifat ceroboh Paquita dan menempelkanya pada sosok Ella yang dalam bayangan saya wajahnya artis muslimah Indonesia Meida SefiraJ. Meskipun alim Meida tampak ramah/mudah bergaul dan ceria.
Tiga tokoh lain merupakan hasil inspirasi dari kebiasaan saya nonton drama Korea dan Taiwan, tokoh-tokoh itu yang saya anggap pas dan saya merasa dekat dengan mereka. Ya-perasaan dekat sekali dengan tokoh dalam imajinasi saya sangat membantu saya menemukan ‘feel’ yang tepat saat proses penulisan. Di saat menulis, menurut saya sangat penting bagi saya untuk mencari ‘feel’ dari tokoh dan karakternya. Juga mood tentu saja. Saya masih bergantung ‘feel’ dan ‘mood’ dan kedua rasa ini  harus ada pada saat saya menulis.
Fero - imprint Adrian
Kang Min Hyuk -imprint Kim Hae Yo
Berikut ini beberapa tokoh artis yang menginspirasi saya. Kang Min Hyuk sebagai Kim Hae Yo karena saya suka gayanya yang unik dan apa adanya. Fero- artis Indonesia yang wajahnya cocok untuk nama Adrian. Wu Chun sebagai Marcell Yo yang merupakan actor Taiwan dan merupakan personil boyband fav saya dulu, sifatnya yang dewasa dan ramah merupakan alasan kenapa saya mengambilnya sebagai imprint hihi J , kemudian Miss Wang merupakan artis Taiwan bernama asli Ivy Chen. Begitulah bocoran cara menulis saya temans. Kadang saya menggunakan gambar mereka untuk melukiskan sifat yang ingin saya ceritakan dalam novel.

Ivy Chen- imprint Lily Wang
Wu Chun - imprint Marcell Yo





Proses Jatuh Bangun.

Dalam penulisan novel ini, membutuhkan waktu sekitar dua bulan lebih termasuk untuk editing. Pada awalnya novel ini akan saya ikutkan dalam lomba novel islami di salah satu penerbit nasional, sayang setelah penantian selama empat bulan tanpa keterangan, novel ini pun tidak masuk dalam 3 juara. Sedih… iya, sedih banget, tapi bukan berarti saya harus mundur.  Saya baca ulang lagi keseluruhan ceritanya. Ada beberapa cerita yang kemudian saya revisi, tidak banyak, namun setelah saya baca ulang saya merasa perubahan sedikit akan lebih baik. Dan tepat setelah lima bulan teratung-katung, saya memutuskan mengirimkan kembali ke salah satu penerbit yang selama ini buku-bukunya mengisi koleksi di rak saya.
Awalnya saya sempat ragu. Sangat ragu, karena semua penulis senior yang saya tahu penerbit itulah yang menerbitkan buku-buku mereka. Dan keraguan itupun saya tepis, kalau jodoh tidak akan salah, pikir saya. Saya mulai dari membuka blognya dan mengirimkan via blog dengan mengisi format. Sekitar 1 minggu belum ada konfirmasi. Ahh…rasanya nggak sabar…banget. Kemudian saya lempar lagi melalui email yang saya dapat dari buku senior saya itu. Dan… dengan sujud syukur saya bersimpuh atas diterimanya novel saya di penrbit itu.
Melalui Email… novel saya dijawab dengan sangat baik dan Alhamdulillah proses berlanjut hingga novel ini benar-benar terbit tanpa revisi lagi. Penerbit itu adalah penerbit Indiva Media Kreasi. Sudah lama saya memimpikan untuk menjadi bagian dari penulis di penerbit ini dan meski saya masih bukan apa-apa, akhirnya saya bisa diterima.
Tepat di tanggal 20 feb 2014, novel saya terbit. Dan perjuangan saya belum berakhir. Karena saya masih harus terus berdoa agar novel saya bisa diterima pembaca. Bermanfaat dan bisa menghibur, syukur bisa menginspirasi orang lain, amin. 
Terakhir… saya mengucapkan terima kasih untuk penerbit Indiva dan seluruh Kru, juga editor dan mimin. Terima kasih atas kesempatan dan perhatiannya.
Saya juga berharap teman-teman tidak menyerah. Menulis memang tidak mudah, apalagi mencari jodoh penerbit, semua butuh perjuangan keras, kesabaran, keikhlasan dan doa yang tidak pernah berhenti.
Penulis itu perjuangannya tidak akan pernah usai, jadi jangan berhenti di sini.
Semoga sharing saya yang sebagai penulis pemula ini bisa bermanfaat buat teman-teman. Banyak cara lain untuk menumbuhkan imajinasi. Dan bisa atau tidaknya kita mewujudkan sebuah mimpi, itu tergantung usaha kita. Jangan lupa juga, bahwa kita masih membutuhka orang lain. Semangat !!!!





Selamat berkarya :)
Mell Shaliha.



                

4 komentar:

  1. kang min hyuknya terlalu imut buat jadi kim hae yo wkwkwkwk....
    aku bayanginnya lebih "jantan" dikit lah..huehuehue tipe2 bad guy tpi bertanggung jawab gitu deeh *huahuahua ini mah idola aku pribadi kalee yaaa....
    tapi sepertinya keren kalu kisah ini dilayarlebarin.aku pasti nontooon meelll

    BalasHapus
  2. mbak Sarah... jangan ikut penulis gil* kya say mbak.. terlalu mengandai2 klo saya nihh..heheh...amin,hanya Allah penentu rejeki mbak hihi.... makasih slalu dkungan mbak Sarah :D

    BalasHapus
  3. wah nemu blog-nya mbk mel jg ternyata

    tu kan bener, kim hae yo it kang min hyuk
    jon-hee-yah
    ga nyangka aj, kalau marcel yo itu wu chun

    bolen tanya ga mbk?
    kq sy ngerasa kalau kedekatan ella dg ibunya kurang keliatan ya?
    misal dari obrolan singkat atau telepon
    kan katanya ella itu dekat dengan ibunya y

    maaf kalau terlalu berisik

    mampir jg di blog sy
    tp lagi hiatus

    www.elangkelana.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, mbak, memang ada yg kurang tentang mereeka, tidak terlalu saya kupas, juga tentang komunikasi paa ella dan Mamanya berlangsung seperti apa memang blm saya tampilkan, smg ada kesempatan ke deppan utk memperbaikinya. makasiah atas apresiasinya. Begitulah cara saya menulis mbak, dengan memanfaatkan rasa suka saya pada tokoh itu. Trus Wu Chun... dia kan personil Fahrenheit boybband fav saya. jadi coba mbak datang ke tulisan tentang novel perdana saya Xiexie ni de ai, ceritanya ttg Aaron Yan, sbg Aanon dalam nvl itu :)
      smg bermanfaat:)

      Hapus