Tiupan angin meruncing selaksa jarum menusuk daging. Mendingin di kemarau pertama memasuki purnama, kadang mengarak mendung payungi beberapa belahan bumi. Hanya harap menghantar hujan mencipta bau tanah segar yang telah lama mengeras. Mengisi sendiri hati pemuja sepi yang menggali jutaan kata dalam luka, sedingin tatap pecandu tangis manusia lain, melempar batu pada darah yang tak jua kering.
Dan diamku menanti bujuk nasehat alam pada musim-musim yang menari, bermimpi pelangi sekali-kali datang menghias cakrawala hati, penuhi jiwa dengan nyanyian damai ...walau sekian putaran rotasi, sekali-kali saja!
atau suatu saat...
Setidaknya Pelangi membawa janji memendar warna lebih indah dan bukan sekedar halusinasi beku dalam guliran musim yang selalu berganti.
Kartasura, Mells 01 July 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar