Sudah
setua ini baru sadar, mengapa aku seperti kehilangan banyak sahabat masa
kecilku. Mungkin karena aku masih mengutamakan sifat egois dan selalu
menganggap diriku paling benar. Setelah membaca buku cantik berjudul Friendship Never End karangan Santi Artanti, aku jadi sering
merenungkan. Bagaimana sebenarnya selama ini aku menjalin persahabatan dengan
teman-temanku. Ternyata aku masih jauh sekali dengan persahabatan ala
Rosulullah seperti yang disampaikan oleh penulis dengan apik dan bahasa yang
mudah dipahami ini.
Menjalani
persahabatan yang tulus itu sangat tidak mudah. Terkadang banyak ketidakcocokan
antara satu sama lain dan ketidakterbukaan yang pada akhirnya membawa pada
perasaan berburuk sangka. Dalam buku ini juga disampaikan bagaimana cara
membina persahabatan agar selalu terjaga dan tidak dikotori dengan berbagai
macam perasaan buruk. Dan tentunya hal tersebut dapat dicapai dengan kekuatan
iman. Dengan iman yang kuat maka akan tercipta kehidupan yang saling selaras,
memahami dan saling memaafkan. Jika kita berbuat kesalahan maka jika kita
termasuk orang yang beriman, kita akan tersadar dengan sendirinya untuk meminta
maaf kepada orang lain. Begitupun sebaliknya, dengan bekal iman yang kuat kita
akan mudah memaafkan kesalahan orang lain.
Penulis
juga mengingatkan, bahwa berhati-hatilah dalam bergaul dan memilih sahabat agar
tidak membawa kita kepada kemungkaran. Membaca buku ini sempat membuat hatiku gerimis
ketika merenungkan kembali kenangan persahabatanku dengan sahabat-sahabat masa
kecil sampai remaja… karena keadaan yang begitu tidak mendukung, terpaksa tidak
bisa selalu bertemu atau sulit untuk menghubungi. Namun, mereka selalu masuk ke
dalam mimpiku yang berarti aku masih sangat mengingat dan merindukan
sahabat-sahabatku dimana saja.
Thanks
banget untuk Santi Artanti yang telah mengajarkan banyak hal dan perenungan dalam
buku ini hingga aku sadar, bahwa persahabatan itu tidak seharusnya selesai sampai
di sini. Bahkan harus mengingatnya sebagai kenangan indah. Sahabat itu bukan
membuat sahabatnya menangis tapi dapat merubah tangisnya menjadi senyuman.
By Mells